Tembang Macapat adalah salah satu jenis syair dalam kesusastraan Jawa yang memiliki struktur dan ciri tertentu. Karya sastra ini masih dilestarikan hingga sekarang. Bahkan tembang yang satu ini sering digunakan dalam acara-acara penting seperti pertunjukan-pertunjukan budaya ini dahulu digunakan oleh wali songo sebagai media dakwah dalam menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa. Namun kini, seiring berjalannya waktu penggunaannya jadi lebih luas. Dengan nilai budayanya yang tinggi, tembang Jawa ini memang seharusnya dipelajari agar tidak mudah Tembang MacapatStruktur Tembang MacapatSejarah Tembang MacapatMacam-Macam Tembang MacapatContoh Tembang Macapat1. Tembang Pocung Pucung2. Tembang Maskumambang3. Tembang Megatruh4. Tembang Gambuh5. Tembang Mijil6. Tembang Kinanthi7. Tembang Asmaradana8. Tembang Durma9. Tembang Pangkur10. Tembang Sinom11. Tembang DhandhanggulaKesimpulanPengertian Tembang MacapatTembang macapat adalah tembang, syair, atau puisi tradisional Jawa. Selain menjadi warisan kebudayaan Jawa, tembang seperti ini juga bisa ditemukan di kebudayaan daerah lain seperti Sunda, Bali, dan Madura dengan nama yang budaya Palembang dan Banjarmasin juga memiliki jenis tembang serupa. Tembang ini diperkirakan muncul pertama kali pada akhir masa kerajaan Majapahit dan awal mula tersebarnya pengaruh wali songo. Karya-karya sastra di zaman itu memang banyak ditulis dengan metrum Jawa dibagi ke dalam tiga macam, yakni tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang gedhe. Macapat sendiri termasuk ke dalam tembang cilik dan tengahan sementara tembang gedhe lebih merujuk pada puisi tradisional Jawa kuno atau memiliki aturan penulisan yang lumayan berbeda dengan kakawin. Selain penggunaannya lebih mudah, macapat hanya perlu memperhatikan jumlah suku katanya saja tanpa harus terikat dengan panjang dan pendek pada suku Translate Bahasa Jawa ke IndonesiaStruktur Tembang MacapatKarya sastra yang berupa macapat biasanya terdiri dari beberapa pupuh yang masing-masing dibagi lagi ke dalam pada atau bait. Pupuh adalah bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Setiap pupuh memakai metrum yang metrum umumnya berdasarkan watak isi teks yang diceritakan dalam tembang. Struktur bait pada tembang macapat terdiri dari guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Guru gatra adalah banyaknya jumlah baris kalimat atau larik dalam setiap bait wilangan merupakan banyaknya jumlah suku kata yang ada pada setiap baris kalimat atau larik. Sementara itu, guru lagu mengacu pada bunyi vokal di sajak akhir pada setiap baris kalimat atau larik. Antara satu tembang dengan tembang memiliki guru wilangan, guru lagu, dan guru gatra yang Tembang MacapatKemunculan tembang macapat diperkirakan terjadi pada masa akhir kekuasaan kerajaan Majapahit dan awal mula tersebarnya Agama Islam di Jawa oleh wali songo. Ternyata Bali lebih dulu mengenal karya sastra ini dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan sejak Islam belum datang ke ini bisa dibuktikan dengan adanya karya sastra berjudul Kidung Ranggalawe yang ditulis sejak tahun 1334 M. Usia tembang ini pun masih diperdebatkan hingga sekarang, apalagi jika dihubungkan dengan serat berpendapat bahwa macapat adalah turunan kakawin dengan tembang gedhe sebagai perantaranya. Namun, pendapat tersebut disanggah oleh Poebatjaraka dan Zoetmulder yang mengatakan bahwa macapat adalah metrum asli Jawa sehingga usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan pakar tersebut juga meyakini kalau tembang Jawa yang satu ini baru muncul setelah pengaruh India di tanah Jawa khususnya, mulai Rumah Adat Jawa TengahMacam-Macam Tembang MacapatMacapat sendiri dalam Bahasa Jawa diartikan sebagai maca papat-papat atau membaca empat-empat. Maksudnya adalah tembang ini dibaca pada setiap empat suku kata. Namun, itu bukanlah satu-satunya arti karena pada kenyataannya tidak semua tembang tersebut bisa dinyanyikan dalam empat suku macapat terdiri dari bermacam-macam jenis. Masing-masing jenis memiliki aturan guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra yang berbeda. Setidaknya ada 11 jenis tembang Jawa yang masuk ke dalam kategori cerita orang tua jaman dahulu kesebelas jenis tembang ini mengisahkan gambaran tentang tahapan-tahapan kehidupan manusia dari mulai saat masih di kandungan hingga meninggal Tembang MacapatBerikut ini adalah jenis-jenis tembang macapat beserta dengan Tembang Pocung PucungPicung atau pucung berasal dari kata pocong yaitu kondisi orang yang sudah meninggal dunia kemudian dikafani sebelum dikuburkan sesuai dengan aturan Islam. Tembang pocung menggambarkan kondisi bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti akan menemui ajal atau merasakan terkesan seram karena menceritakan tentang kematian, namun tembang pocung hadir dengan watak yang jenaka karena berisi tebakan dan hal-hal lucu lainnya. Tembang ini juga berisis lelucon dan berbagai nasihat. Tembang pocung memiliki aturan penulisan dalam baitnya, yakni 12u – 6a – 8i adalah contoh tembang pocung dalam satu pada atau baitBapak pucung, dudu watu dudu gunung,Sangkane in sabrang,Ngon angone sang bupati,Yen lumampah si pocung lambeyan Tembang MaskumambangMaskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas berarti sesuatu yang berharga atau di tembang ini diartikan sebagai seorang anak, sedangkan kumambang artinya mengambang. Tembang maskumambang menceritakan awal kehidupan seorang manusia, yakni embrio di dalam fase ini pun belum diketahui jenis kelamin si embrio hingga ia tumbuh dan berkembang di dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan. Tembang macapat yang satu ini memiliki sifat belas kasihan, kesedihan, dan kesusahan. Tembang ini biasanya berisi tentang cerita dengan suasana tembang maskumambang memiliki aturan 12i- 6a – 8i- 8o. Berikut ini merupakan contoh tembang maskumambang dalam satu pada atau sira niru tindak kang tan becik,Sanadyan wong liya,Lamun pamuruke becik,Miwa ing tindak Tembang MegatruhMegatruh diambil dari kata megat dan roh yang berarti terlepasnya roh dari tubuh manusia. Tembang megatruh ini menggambarkan sakaratul maut atau selesainya perjalanan hidup manusia di dunia. Watak dari tembang yang satu ini adalah kedukaan, kesedihan, dan tembang megatruh tak hanya digunakan untuk menceritakan syair duka tetapi juga tentang kehilangan harapan dan perasaan putus asa. Aturan penulisan untuk tembang megatruh adalah 12u – 8i – 8u – 8i – 8o. Di bawah ini adalah contoh tembang megatruhLakonanan klawan sabaraning kalbu,Lamun obah niniwasi,Kasusupan setan gundhul,Ambebidung nggawa kendhi,Isine rupiah Tembang GambuhGambuh berasal dari kata jumbuh yang memiliki arti kecocokan antara pria dan wanita yang didasari dengan rasa cinta. Tembang gambuh menggambarkan tentang fase hidup dimana seseorang yang telah bertemu dengan pasangannya karena kecocokan dan membina rumah gambuh memiliki watak yang menunjukkan tentang keramahan dan persahabatan dalam isi syairnya. Maka tak heran jika tembang macapat yang satu ini sering digunakan untuk menyampaikan kisah-kisah tentang kehidupan. Aturan tembang gambuh terdiri dari 7u – 10u – 12i – 8u – tembang gambuh dalam satu bait adalah seperti di bawah ini. Ini merupakan tembang gambuh yang paling populer dan kerap dinyanyikan dalam berbagai gambuh ping catur,Kang cinatur polah kang kalantur,Tanpa tutur katula-tula katali,Kadalu warsa kapatu,Katutuh pan dadi Pakaian Adat Jawa Tengah5. Tembang MijilMijil memiliki arti keluar sehingga bisa diartikan sebagai fase kehidupan dimana biji atau benih baru lahir. Tebang mijil menggambarkan tentang kelahiran anak manusia di dunia sehingga dia masih dalam keadaan yang suci dan lemah serta membutuhkan mijil menampilkan watak perhatian, cinta, kasih sayang, dan pengharapan. Tembang jenis ini biasanya digunakan untuk memberikan nasihat, cerita cinta, pengharapan, serta ketabahan dalam menjalani kehidupan di dunia. Aturan tembang mijil terdiri dari 10i – 6o – 10e – 6i – penulisan tembang mijil dalam satu bait syair adalah seperti di bawah ratri kentarnya mangikis,Sira sang lir sinom,Saking taman miyos butulane,Datan wonten centhine udani,Lampahe lestari,Wus ngambah marga Tembang KinanthiNama kinanthi diambil dari kata kanthi yang memiliki arti menuntun atau menggandeng. Tembang kinanthi menggambarkan fase kehidupan anak muda yang masih perlu tuntunan agar bisa menjalani hidup dengan baik di dunia. Di fase ini, seseorang biasanya tengah mencari jati banyak pertanyaan mengenai dirinya yang ingin diketahui sehingga mereka mencari sosok yang bisa dijadikan sebagai panutan atau teladan di dalam kehidupan. Watak dari tembang macapat yang satu ini adalah kesenangan, kasih sayang, cinta, dan dalam penulisan tembang kinanthi adalah 8u – 8i – 8a – 8i – 8a – 8i. Itu berarti baris pertama hingga terakhir memiliki jumlah suku kata yang sama, yakni 8. Salah satu contoh dari bagaimana syair yang dibuat menjadi tembang kinanthi adala seperti berikut malumpat sampun,Prapteng witing nagasari,Mulat mangandhap katingal,Wanodyayu kuru aking,Gelung rusak wor lankisma,Kangiga-iga Tembang AsmaradanaNama tembang asmaradhana diambil dari kata asmara yang memiliki arti cinta kasih. Tembang ini umumnya menceritakan tentang kisah asmara yang dialami oleh manusia. Meskipun lebih banyak mengisahkan percintaan manusia, tembang asmaradhana tak hanya sebatas ini juga digunakan untuk mengungkapkan cinta kepada Sang Pencipta, Rasulullah SAW, dan kecintaan terhadap alam semesta. Watak di dalam tembang ini cukup kompleks karena ada asmara, cinta kasih, rasa sedih, bahkan rasa ini bisa menjadi ungkapan pengharapan akan kebahagiaan maupun kesedihan akibat patah hati karena cinta. Tembang asmaradhana memiliki aturan penulisan suku kata 8i – 8a – 8e – 7a – 8a – 8u – 8a. Contoh dari tembang asmaradhana adalah seperti yang ada di bawah dyah sukune mung siji,Atenggak datnapa sirah,Ciri bengkah pranajane,Tinalenan jangganira,Sinendhal ngasta kiwa,Ngaru ara denya muwus,Sarwi kekejek Tembang DurmaTembang durma diambil dari kata derma yang artinya suka memberi atau berbagi rezeki kepada orang lain dalam Bahasa Jawa. Namun ada juga yang mengartikan durma sebagai mundurnya tata karma atau etika. Tembang ini menceritakan tentang manusia yang telah mendapatkan berbagai kondisi tersebut, sudah seharusnya merasa cukup dan memperbanyak rasa syukur dengan memberi kepada orang orang lain yang lebih membutuhkan, terutama saudara dan tetangganya. Tembang durma memiliki perwatakan yang keras, tegas, bergejolak, dan penuh Jawa yang satu ini juga biasa dipakai untuk menggambarkan tentang pemberontakan dan semangat peperangan. Tembang yang memiliki aturan suku kata 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7i tersebut ada banyak contohnya, salah satunya berikut tuhu prajurit utama,Tan apasah dening geni,Lah ta damarwulan,Tadhahana keris mami,Iya tibakna,Sayekti sun Alat Musik Tradisional Jawa Tengah9. Tembang PangkurTembang macapat yang satu ini diberi nama dari kata mungkur yang artinya meninggalkan atau pergi. Tembang pangkur bisa dimaknai sebagai bagaimana seseorang mencoba mengurangi hal-hal yang mengedepankan hawa nafsu atau mulai mundur dari berbagai urusan yang sifatnya yang berpendapat jika tembang pangkur juga menceritakan tentang seseorang yang telah berada di usia senja dan memilih menggunakan waktunya untuk introspeksi diri. Dia memikirkan tentang masa lalu dan hubungannya dengan pangkur menonjolkan watak yang kuat, gagah perkasa, dan berhati besar. Aturan suku kata dalam pembuatan tembang ini terdiri dari 8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i. Untuk contoh penulisan tembang pangkur dalam satu bait adalah seperti berikut karsanira,Andikane panembahan ing giri,Mung yayi kalawan ingsun,Kang tumaraping nawala,Kinen mili wadhah lawan isinipun,Pundhi ta ingkang kinarsan,Yayi miliha Tembang SinomSinom sendiri bisa diartikan sebagai pucuk yang baru bersemi atau tumbuh sehingga identik dengan fase kehidupan dimana seseorang pemuda atau remaja yang sedang tumbuh dan menuju dewasa. Tembang sinom juga dikaitkan dengan upacara yang dilakukan untuk anak-anak muda zaman arti tembang tersebut yang mengisahkan tentang masa muda, watak yang ditampilkan dalam tembang ini adalah bersemangat dan bijaksana. Maka, tembang sinom memang sering dipakai sebagai piwulang atau wewarah, yakni untuk membimbing atau mengajari orang dalam membuat tembang sinom adalah setiap baitnya harus terdiri dari suku kata 8a – 8i – 8a – 7i – 8u – 7a – 8i – 12a. Salah satu contoh tembang sinom yang bisa dibuat dalam satu baris adalah seperti yang ada di bawah tangis sira,Sira sang paramengkawi,Kawileting tyas duhkita,Kataman ing reh wirangi,Dening upaya sandi,Sumaruna anerawung,Mangimur manuhara,Met pamrih melik pakoleh,Temah suka ing karsa tanpa Tembang DhandhanggulaTembang macapat berikutnya adalah dhandanggula, yang berasal dari kata gegadhangan yang memiliki arti harapan, atau cita-cita dan gula yang berarti manis atau indah. Tembang dhandhanggula ini mengisahkan pasangan yang berbahagia dalam rumah tangganya setelah melewati banyak umum cerita dalam tembang ini menggambarkan indah dan menyenangkannya kehidupan berumah tangga yang merupakan harapan atau cita-cita setiap orang. Watak tembang ini adalah indah, gembira, dan luwes sehingga sering dipakai untuk mengajak orang pada dalam membuat tembang dhandhanggula meliputi 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 6u – 8a – 12i -7a. Contoh tembang ini seperti kang para prajurit,Lamun bisa samiyo anuladha,Dyk ing nguni caritane,Andelira sang prabu,Sasrabu ing maespati,Aran patih suwanda,Lelabuhanipun,Kang ginelung tri prakara,Guna kaya purun ingkang den antepi,Nuhoni trah macapat selain memiliki struktur khusus juga terdiri dari 11 jenis masing-masing menyuguhkan makna spesial yang mengingatkan tentang alur hidup manusia di dunia. Maka, tembang ini perlu dilestarikan agar generasi muda tetap mengetahui makna-makna indah yang ada di dalamnya.
Tembangmacapat merupakan puisi rakyat, penyebarannya secara lisan dan telah turun-temurun. Dokumen-dokumen berupa dokumen tertulis tidak ditemukan di sekolah-sekolah dasar, maupun di Desa Banyumas itu sendiri. Hal ini menyebabkan tidak masalah yang dapat diidentifikasi dalam kajian tembang dolanan anak berbahasa Jawa yaitu sebagai berikut:Masih ingatkah Anda? Dulu, ketika kita masih Sekolah Dasar SD, kita pernah belajar Bahasa Jawa. Di dalam pelajaran tersebut salah satunya mengenai tembang macapat. Lalu, apa tembang macapat itu?Tembang berarti lagu atau puisi, sedangkan macapat berarti perjalanan hidup. Ya, tembang macapat adalah salah satu warisan budaya yang sampai saat ini masih dilestarikan baik di lembaga sekolah maupun di ranah keluarga Tembang MacapatTembang macapat berasal dari suku Jawa. Menurut beberapa pendapat, tembang macapat ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Tepatnya di masa-masa akhir. Setelah itu, Islam kemudian datang dan diarransemen ulang para Walisongo untuk Tembang MacapatDari berbagai pendapat mengenai arti tembang macapat. Dapat disimpulkan bahwa tembang macapat adalah penggambaran proses kehidupan manusia dari mulai ditiupkannya ruh Illah sampai batas waktunya karena tembang macapat merupakan proses yang terjadi pada manusia, tembang ini berurutan dalam pengartian maknanya. Bisa dibilang, bila susunan tembang macapatnya kurang tepat, maka prosesnya pun kurang dalam tembang macapat, bukan hanya mendefinisikan proses terjadinya kehidupan manusia dari lahir sampai berakhir. Di dalam tembang tersebut juga dipaparkan mengenai watak dari tembang-tembang saja, watak tersebut menggambarkan fitrah manusia yang cenderung merasa bahagia, was-was, sedih dan segala perasaan tembang macapat pun bukan hanya menggambarkan suasana hati saja, namun di dalamnya juga terdapat banyak hikmah yang perlu dipetik bagi setiap Tembang MacapatNah, pada kesempatan kali ini, kami akan mengajak Anda untuk menyelami lebih dalam mengenai tembang macapat. Tembang yang di dalamnya terdapat petuah-petuah guna menjaga karakter keaslian prang Jawa yang mencintai kebijaksanaan, lembut, tegas dan ramah. Macapat macapat maskumbang merupakan tahap pertama dalam perjalanan hidup manusia. Maskumambang melambangkan berawalnya ruh ditiupkan di dalam salah satu anugerah tak terkira. Ruh yang ditiupkan Illah adalah ruh-ruh pemenang. Sebelumnya, telah bertarung berbagai ruh untuk mendapatkan kesempatan hidup di bersyukurlah sebab kita semua saat ini adalah pemenang yang telah ditakdirkan oleh Allah sebagai khalifatullah fil Tembang Macapat MaskumambangSecara arti, maskumambang berasal dari dua kata yang berbeda yakni mas dan kumambang. Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan “emas terapung”. Selain maskumambang, tembang macapat tahap pertama ini juga sering disebut sebagai tembang macapat maskentir. Artinya “emas terhanyut”.Watak Tembang Macapat MaskumambangAdapun watak yang terdapat dalam tembang macapat maskumambang ini adalah ketidakberdayaan. Maksud dari ketidakberdayaan adalah ruh yang masih di dalam janin belum bisa melakukan aktivitas ketidakberdayaan juga menyiratkan bahwa sebelum ruh menggunakan jasa, manusia belum bisa banyak segi nasehatnya, tembang macapat maskumambang ini memberikan petuah kepada manusia hendaknya manusia sadar bahwa daya manusia memang kecil. Maka dari itu, hendaknyalah Allah menjadi tempat kebergantungan sebab kebergantungan kepada Allah adalah kekuatan yang inilah yang harus dimiliki setiap anak adam yang bila melanjutkan watak tembang macapat maskumambang adalah rasa harap-harap kebergantungan kepada Allah, harap-harap cemas akan hilang karena manusia sudah sadar semua hanyalah milik-Nya dan bisa kapan saja Tembang Macapat MijilFase dalam tembang macapat selanjutnya biasa disebut mijil. Fase ini adalah fase ketika anak manusia lahir ke dunia. Dalam istilah Jawa, tempat lahirnya disebut gua garba. Adapun istilah dasanamanya wijil ada wiyos, wijil, raras, medal, Tembang Macapat MijilArti tembang macapat ini adalah keluar. Dari dasanama di atas semua berarti keluar. Nah di sinilah penulis tekankan bahwa Jawa mempunyai banyak persamaan kata, bukan hanya sinonim, namun juga makna dari tembang macapat mijil ini meberitahukan kepada kita bahwa Allah-lah yang Maha Berkehendak. Dialah yang berkehendak setiap manusia lahir dari ayah ibu siapa. Anak adam tak bisa memilih dengan siapa ayah ibu yang kehendak manusia yang nihil, maka sepatutnyalah manusia taat kepada Allah dengan mematuhi segala perintahnya. Salah satunya bila mengambil contoh di atas adalah berbakti kepada kedua orang siapapun bapak ibu kita, dalam Jawa berbakti kepada orang tua menjadi sebuah keharusan. Siapa yang durhaka, maka akan mendapatkan hitamnya dosa dan Tembang Macapat MijilWatak tembang macapat sendiri adalah welas asih, laku prihatin, pengharapan dan nasehat penuh cinta. Watak welas asih merupakan watak lemah lembut kepada alam maupun kepada ini juga merupakan contoh telada Nabi dan jelas pula di perintahkan dalam Al Quran. Ya, berlemah lembut merupakan kunci mengapa orang Jawa selalu di terima di mana yang kedua adalah pengharapan. Harapanlan yang membuat bahagia. Dengan harapan, gairah hidup manusia akan senantiasa bertambah. Harapan-harapan inilah yang nantinya akan menghiasai perjalanan anak adam, akankah menagrah ke syurga atau ke watak selanjutnya adalah watak laku prihatin. Laku prihatin adalah mengkonsumsi sesuatu dengan secukupnya. Arti cukup sendiri bukan sejahtera, namun cukup di sini adalah kesederhaan dalam hal dari laku prihatin sendiri bila dikaitkan dengan pengharapan adalah sebuah usaha. So, semakin laku prihatin seseorang tinggi, maka akan semakin berhasil pula pengharapan yang selama ini didamba-dambakan.]3. Tembang Macapat selanjutnya dari tembang macapat adalah sinom. Tahap ini merupakan tahap ketiga dalam tembang macapat yang mengarah pada masa orang tahu bahwa masa muda adalah masa produktif. Masa yang tak akan berulang dua kali. Di masa ini tembang macapat menggambarkan arti pentingnya seorang pemuda. Bisa dikatan masa muda adalah masa-masa untuk bersusah payah. Maka dari itu, setiap pemuda harus seproduktif Tembang Macapat SinomDari segi arti istilah, sinom berarti daun yang muda. Sinom juga berarti enom, si enom atau isih enom masih muda. Nah, jika sinoman bisa beda lagi, sinoman merupakan aktivitas anak muda untuk menghibur pengantin baru sebelum menjelang pernikahannya atau pas Tembang MacapatWatak tembang mocopat ada beberapa, diantaranya yaitu watak semangat dan bijaksana. Watak semangat ini tentu saja berkaitan dengan masa muda. Masa mudalah masa yang digunakan untuk mencoba apa saja. Hikmahnya, masa muda adalah masa untuk menghabiskan kegagalan. Jangan sampai sudah tua baru yang kedua adalah watak kebijaksanaan. Ya, msa muda memang sering mencoba, sering salah namun semua itu tidak lain digunakan untuk mencari sebuah tembang macapat sinom, pemuda dalam pandangan Jawa adalah pemuda yang digambarkan dengan gagah perkasa, bijaksana dan Tembang Macapat selanjutnya dalam tahapan orang Jawa adalah kinanthi. Kinanthi bahasa sederhananya adalah masa-masa pembimbingan menjadi manusia utuh. Dalam proses pembimbingannya, fase ini memerlukan kesabaran bagi para orang tua untuk menemukan karakter yang tidak lupa akan Jawanya namun juga mampu bersaing dengan dunia di masa kinanthi ini, seorang pemuda bukan hanya labil, Ia bahkan meniru sana-sini untuk menemukan jati dirinya. Dalam perjalanannya, manusia mempunyai peran penting yakni otak sebagai laboratorium pengalaman yang akhirnya nanti akan diputuskan menjadi sebuah sikap. Nah, sikap itulah yang nantinya terbiasa dan akan menjadi Tembang Macapat KinanthiWatak dari tembang macapat kinanthi ini adalah kasmaran. Ya, masa-masa muda menuju perbaikan diri seperti inilah masa-masa yang di dalamnya ada perasaan terhadap lawan Anda mau mengingat masa lalu, tentu saja masa-masa itu juga pernah kita alami sebelumnya. Sewaktu bertemu dengan lawan jenis pasti kita ingin tampil sempurna baik dari fisik inilah yang menitikberatkan mengapa dalam tembang macapat kinanthi watak kasmaran ada tambahannya dengan watak senang dan Tembang Macapat AsmaradhanaTahap kelima dari proses perjalanan hidup manusia adalah asmaradhana. Proses ini merupakan puncaknya asmara. Ya, hati bergejolak ingin mengungkapkan cinta. Di dalam proses ini, pemuda mengalami jatuh hati kepada lawan Tembang Macapat AsmaradhanaArti tembang macapat ini tidak lain adalah gejolak asmara. Hikmahnya, bagi orang Jawa cinta itu adalah lumrah dan pasti terjadi. Rasa cinta itu menjadi pemantik semangat bagi para lelaki untuk bersikap sikap ksatria mempunyai pengertian sebagai sikap yang berani face to face dalam menghadapi masalah, termasuk dalam hal asmara. Maka, bagi pemuda Jawa mengungkapkan perasaan itu juga merupakan suatu yang penting, tentu saja melamar langsung ke rumah lawan tembang gejolak asmara, hal yang dibahas bukan hanya cinta kepada manusia, lebih dari itu cinta yang dibahas juga meliputi cinta alam semesta terlebih cinta kepada Yang Maha Tembang Macapat AsmaradhanaSebagaimana tahap-tahap tembang Jawa di atas, tembang macapat asmaradhana pun memiliki watak yang menggambarkan seorang pemuda berbunga-bunga karena cintanya diterima, namun ada pula yang memberikan petuah karena cintanya di Tembang Macapat keenam menginjak tahap pencarian telah selesai. Ya, menemukan tambatan hati memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Sigaring nyawa terkadang membutuhkan pengorbanan yang lebih, bahkan bagi pemuda perjuangannya itu merupakan sebuah bukti yang ingin Tembang Macapat GambuhArti dari gambuh sendiri sebenarnya mengandung arti cocok. Jodoh adalah soal kecocokan, dengan kecocokan dua insan akan mengarungi hidup dengan seiring sejalan. Konkritnya, rumah tangga yang dibangun bukan hanya sebatas rumah tangga tanpa visi, namun rumah tangga yang berdasarkan planning membentuk keluarga dalam tembang ini juga menyiratkan pesan bahwa kecocokan bukan hanya kecocokan antar individu. Terlebih merupakan kecocokan antara dua keluarga besar karena haikatnya menyatukan dua hati sama saja menyatukan dua keluarga Tembang Macapat GambuhWatak tembang macapat gambuh salah satunya bijaksana. Maksud bijaksana adalah melakukan secukupnya, atau istilah sederhananya sesuai cocok dan sesuai ukurannya tentulah mengarah pada hubungan yang ritmenya tetap namun langgeng. Ya, jodoh adalah hal yang pertama dan Tembang Macapat Dhandang GulaTembang macapat Dhandang Gula merupakan mas di mana seorang pemuda memiliki sebuah harapan. Harapan itu tentu saja yang akan membuat hatinya di dalam tembang macapat Dhandang Gula tersendiri proses untuk mencapai kebahagiaan itulah setiap manusia harus melakukan laku prihatin. Artinya, setiap harapan yang ingin diraih memerlukan pengorbanan yang Tembang Macapat Dhandang GulaArti dhandang sendiri bukanlah mengacu pada dhandang untuk masak air. Bukan itu. Dhandang merupakan kata Jawa yang berarti gegadhangan yang berarti adapula yang mengartikan lain yakni dhandang adalah burung gagak. Dalam mitos irang Jawa, burung gagak merupakan burung yang bila datang ia membawa kabar gula adalah makanan sehari-hari yang rasanya manis. Maka dari kata itu pulalah makna gula adalah hidup yang indah, manis dan Tembang Dhandang GulaAdapun sikap dari tembang seperti luwes. Ya, manusia pasti diuji baik dalam keadaan senang maupun sedih. Dhandang gula mngajarkan kepada anak adam bahwa sedih bahagia itu seperti roda yang bergiliran menunggu waktunya. Selain watak luwes, tambang ini juga mempunyai watak yang senang, indah dan sangat Tembang Macapat DurmaTahap kedelapan adalah durma. Tahap ini adalah tahap yang melalaikan. Sebelumnya, anak adam pastilah sering mengadu kepada Tuhan-Nya sebab Ia rajin meminta. Giliran semua sudah dituruti, hal-hal keduniawian perlahan-lahan mulai menggerogoti hati tuk cenderung macapat durma ini sering disebut-sebut sebagai tembang yang menggambarkan manusia kufur. Di dalam kekufurannya, manusia sudah tidak lagi memperhatikan etika. Dalam Istilah Jawa keadaan semacam ini disebut dengan istilah munduring tata kekuasaan sering melupakan kekuasaan Yang Mahas Esa. Ya, dengan kekuasaan dan jabatan yang dimiliki manusia, manusia seakan-akan menjadi angkuh dan berpendapat bahwa kehendak dirinyalah yang bisa merubah semacam ini menjadi noda yang akan melahirkan sikap-sikap sombong, congkak, ingin menang sendiri, egois dan watak-watak kasar lainnya karena merasa dirinya paling Tembang Macapat PangkurTembang macapat pangkur adalah proses sampainya manusia pada titik keinsyafan. Di sini, manusia perlahan-lahan mulai menyadari diri bahwa ada sebagian organ yang pela-pelan mulai rapuh. Bahkan tidak bisa disamakan dengan kata mungkur yang artinya undur diri. Ya, di saat-saat usia senja seperti itu, manusia sudah tidak ingin menuruti hawa nafsunya lagi, kala itu seakan-akan semua yang bersumber dari jasadiyah ingin beralih kea rah spiritual dari tembang pangkur itu sendiri adalah tembang yang sering digunakan oleh orang Jawa sebagai pitutur nasehat, pertemanan dan kasih sayang. Ya, di masa-masa itu nasehat bisa masuk tanpa halangan, tentu saja dengan kasih Tembang Macapat MegatruhProses megatruh adalah proses megat dan ruh. Megat berarti pisah sedangkan ruh itu yang jiwa. Jadi, tahapan itu adalah proses berpisahnya ruh di dalam tubuh perlu mendapat perhatian dari pesan tembang macapat tahap ini ialah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Oleh karena tembang ini adalah tembang kesedihan, penyesalan dan getun maka alangkah lebih baiknya bila setiap manusia bisa mengambil hikmahnya, yakni menyesal di Tembang Macapat PucungFase terakhir dalam tembang macapat ada;ah pucung. Pucung bisa diartikan pocong/pengkafanan jenazah. Bisa juga berarti ketika jenazah sudah dikucir untuk dikembalikan kepada sang terakhir kehidupan manusia ini merupakan sebuah talqin akan datangnya kepastian bernama kematian. Maka dari itu, hendaknya setiap manusia senantiasa nyepakke bekal buat perjalanan panjang di kampong watak tembang macapat pucung ialah sembrana parikena. Maksudnya, watak tembang ini menceritakan hal-hal yang ringan, jenaka atau teka-teki. Ya, meskipun ringan, namun di dalamnya mengandung nasehat-nasehat bijak bagaimana menjalin relasi antara alam, lingkungan, manusia dan Tuhan-Nya.
Dimaksudkanoleh Sunardian, dengan demikian "rasa puitik" dari tembang macapat, bisa dirasakan pula meski dalam bahasa Indonesia. Penulis yang dulunya dikenal sebagai penyair, dan kemudian lebih berkonsentrasi ke novel, tentu lebih mempunyai pendekatan sastrawi yang dibutuhkan untuk proses penerjemahan Serat Centhini ini.- Dalam kesusastraan Jawa, ada sebelas tembang macapat, Adjarian. Apa pengertian tembang macapat? Tembang macapat yaiku tembang utawa geguritan sik dilagukke. Sederhananya, tembang macapat adalah tembang atau puisi tradisional yang dilagukan, Adjarian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, tembang sendiri adalah syair yang diberi lagu untuk dinyanyikan. Tembang juga bisa disebut dengan nyanyian. Lalu, macapat adalah bentuk puisi Jawa tradisional, setiap baitnya mempunyai baris kalimat gatra tertentu, setiap gatra mempunyai jumlah suku kata guru wilangan tertentu, dan berakhir pada bunyi sajak akhir guru lagu; guru suara tertentu, misalnya Dandanggula, Kinanti, Maskumambang. Nah, sebelas tembang macapat meliputi Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmarandana, Gambuh, Dhandhangula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pucung. Setiap jenis tembang macapat memiliki makna dan aturan tersendiri yang mengikat, Adjarian, seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Yuk, kita pelajari lebih lanjut seputar sebelas tembang macapat tersebut beserta masing-masing makna dan contohnya! Baca Juga 40 Contoh Tembang Macapat Pangkur dengan Berbagai Tema Aturan Paugeran dalam Tembang Macapat Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada beberapa aturan atau paugeran yang mengikat di dalam setiap jenis tembang macapat.Macapatadalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata ( guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sajak akhir yang disebut guru lagu. Macapat dengan nama lain juga bisa ditemukan dalam kebudayaan Bali, Sasak, Madura, dan Sunda.
- Tembang adalah lirik atau sajak yang memiliki irama nada sehingga dalam bahasa Indonesia disebut sebagai lagu. Dikutip dalam Serat Kandha Suluk Tembang Wayang 2021 karya Bram Palgunadi, karya-karya sastra klasik Jawa dari masa Mataram Baru, umumnya ditulis dalam bentuk tembang macapat. Sebuah tulisan dalam bentuk prosa dalam bahasa Jawa disebut gancaran. Beberapa karya sastra Jawa yang ditulis dalam bentuk tembang macapat, misalnya Serat Wedha-Tama, Serat Wulang-Reh, dan Serat Kala-Tidha. Secara umum, tembang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang gedhe. Macapat termasuk dalam tembang cilik dan tembang tengahan. Berikut 11 jenis tembang Macapat, yakni Pangkur Dalam Serat Purwa-Ukara, Pangkur diberi arti bumtut atau ekor. Oleh karena itu, Pangkur kadang-kadang diberi sasmita atau isyarat 'tut pungkur' yang berarti mengekor. Sesuai sifat, karakter, atau wataknya, Tembang Pangkur lazim digunakan untuk menampilkan suasana saat seseorang berusaha memberikan nasehat kehidupan kepada orang lain, supaya orang tersebut mengikuti nasehat yang diberikan dan menempuk hidup yang baik. Contoh Tembang Pangkur Mingkar-mingkuring ukaraAkarana karenan mardi siwiSinawung resmining kidungSinuba sinukartaMrih kretarta pakartining ilmu luhungKang tumrap ing tanah jawaAgama ageing aji Baca juga Lagu Daerah Pengertian, Fungsi, dan Cirinya Maskumambang Maskumambang dapat berarti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis, mengucapkan mantra atau lafal dengan cara manembang, disertai sajian bunga. Dalam Serat Purwa-Ukara, istilah maskumambang berarti ulam toya yang artinya ikan air tawar. Sehingga kadang-kadang diisyaratkan dnegan gabar atau lukisan ikan yang sedang berenang.
Ditemukanbeberapa gaya tutur terikat dalam ragam bahasa kepewaraan dalam resepsi pengantin Jawa yaitu gaya tutur pathetan suluk, sendon (selanjutnya ditulis sendon), ada-ada, tembang, dan tembang gending. Berbagai gaya tutur tersebut dapat disebut retorika terikat. Dalam bertutur atau beretorika,